Mpama Mbojo, Cara Asyik Belajar Bahasa Daerah Pelajaran Mulok Bahasa Bima

Di jam terakhir KBM, siswa-siswa kelas 4 B antusias mendengarkan (kade'e kabae) "mpama Mbojo" kisah Rakyat Bima dengan alat bantu belajar, menggunakan loadspeaker menceritakan kisah seorang anak muda miskin yang bernama 'La Darere". Guru mulok menugaskan siswa-siswa sambil kade'e kabae (mendengarkan dengan saksama), bisa sambil menuliskan setiap kata demi kata yang sulit dimengerti. Di tengah gempuran bahasa asing dan digitalisasi, upaya melestarikan bahasa daerah menjadi tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan. Namun, sebuah inovasi menarik kini diterapkan di beberapa sekolah, yaitu memanfaatkan "mpama" sebagai media pembelajaran muatan lokal (mulok) bahasa Bima.. Metode ini terbukti efektif membuat siswa lebih antusias dan mudah menyerap materi.
Berbeda dengan cara konvensional yang sering kali hanya berfokus pada tata bahasa, pendekatan ini mengajak siswa menyelami cerita-cerita rakyat yang sarat makna. "Anak-anak jadi tidak merasa sedang 'belajar'." "Mereka justru merasa sedang mendengarkan cerita, bermain, dan berimajinasi. Tanpa disadari, kosakata dan pelafalan bahasa Bima (Mbojo) mereka menjadi lebih baik".
"Selain memperkaya perbendaharaan kata, "mpama" juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal. Anak-anak jadi bangga dengan warisan nenek moyang mereka. Ini penting untuk membentuk karakter dan identitas diri yang kuat. Dengan demikian, "mpama" bukan lagi sekadar cerita pengantar tidur, melainkan alat pembelajaran yang kuat untuk melestarikan bahasa dan budaya daerah dari generasi ke generasi. #SJ81#