Tanggapan Kepala Sekolah Angggrek 12 Dalam kasus dilema etika


Tanggapan Kepala Sekolah Angggrek 12 Dalam kasus dilema etika Modul CGP 

SDN 12 Sarae Kota Bima Kembali di percaya untuk memberikan sebuah tanggapan dari salah satu Calan Guru Penggerak Kota Bima Angkatan Ke 6 Yaitu Muhammad Albimawi,S.Pd, dalam penjelasannya Baba sapaan kami mengatakan bahwa hanya 5 kepala sekolah yang akan memberikan tanggapannya terhadap kasus dilema etika yang sedang kami pelajri pada modul Guru Penggerak dan Alhamdulilah  5 dari tersebut salah satunya adalah kepala sekolah kami tercinta Ibu Fatimah, S,Pd , pada kesempatan kali ini Baba memberikan beberapa pertanyaan pemantik yang dimana dari pertanayaan tersebut akan di uraikan dan di jelaskan oleh kepala sekolah, inti dari pertanyaan tersebut adalah bagaimana cara kita menanggapi kasus dilema etika yang terjadi apada lingkungan sekolah kita, adapun hasil wawancara Bapak Muhamamd Albimawi bersama kepala sekolah tersebut adalah sbb  

1.    Selama ini bagaimana anda dapat megidentifikasi kasus – kasus yang merupakan dilema etika atau bujukan moral ..?

Dalam setiap situasi sering kali kita dihadapkan pada keadaan dimana harus memutuskan antara dua pilihan yang sama pentingnya. Kedua pilihan itu sama pentingnya dan kita harus memilih satu diantara dua pilihan yang ada. Setiap keputusan yang menjadi pilihan semua memiliki resiko yang harus dipertanggung jawabkan.

Menjadi hal yang penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara pengambilan keputusan yang benar. Dalam satu situasi, kemampuan membedakan dilema etika dan bujukan moral merupakan hal yang harus kita pahami agar tidak salah dalam mengambil keputusan.

Selama ini saya menyikapi kasus yang memang ada di sekolah kami adalah bagaimana saya bisa melihat dan meyikapi sebuah kasus tersebut seperti  Dilema etika yang  merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan tersebut secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah.  Dari pengalaman saya bekerja pada Satuan pendidikan yang saya tempati , kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu.

Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup.

 

2.    Selama ini, bagaimana Anda menjalankan pengambilan keputusan di sekolah Anda, terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sama-sama mengandung nilai kebajikan?

Saya Menyelesaiakan  Kasus – kasus yang ada di sekolah saya ini baik itu kasus Dilema Etika Maupun Bujukan Moral itu dengan berbagai cara dan untuk mewujudkannya maka langkah yang harus saya terapkan sebagai berikut :

1.     Memberikan pengetahuan 4 Paradigma pengambilan keputusan kepada rekan sejawat di sekolah. Yang meliputi pemahaman paradigma (1) individu lawan masyarakat. memberikan pemahaman kepada rekan sejawat, bahwa masalah yang sedang dihadapi merupakan pertentangan antara individu dengan kelompok. Penjelasan pertentangan antara seorang guru dengan beberapa orang guru. (2) rasa keadilan lawan rasa kasihan. Saya menjelaskan bahwa ada kalanya aturan tertulis dapat dilangar dengan membuat keputuskan karena rasa kasihan. Tentu saja situasi yang dihadapi oleh sesorang membuat seseorang( siswa bertindak)melanggar aturan. Oleh karena itu peraturan dapat saja tidak berlaku karena ada pengecualian (3) kebenaran lawan kesetian. Paradigma ini tidak kalah penting untuk dilihat, karena menyangkut hubungan antara individu satu dengan yang lainnya. Dalam kehidupan kita membutuhkan orang-orang yang setia untuk dapat menjalani hidup menjadi bahagia.

2.     2. Saya menjelaskan bahwa etika bersifat relatif, bergantung pada kondisi dan situasi, dan tidak ada aturan baku yang berlaku, namun demikian ada prinsip-prisip berpikir yang dapat digunakan ketika menghadapi permasalahan yang menantang. Penjelasannya adalah (1) berpikir berbasis hasil akhir. Saya menjelaskan bahwa pengambilan keputusan harus melihat hasil akhir, agar orang lain tidak dirugikan dengan keputusan itu. Apalagi menyangkut masa depan seseorang (siswa) (2) berpikir berbasis peraturan. Penegakan peraturan tidak selamanya berpatokan pada peraturan yang berlaku, hal ini dapat merugikan individu, jika peraturan yang menjadi dasar pengambilan keputusan itu, dan (3) berpikir berbasis rasa peduli. Sebuah keputusan mengambarkan bahwa kita bertindak karena rasa peduli terhadap individu (siswa), karena berkaitan dengan kehidupan yang akan dilalui di masa yang akan datang.

3.     3. Menjelaskan pengujian terhadap pengambilan keputusan . Penjelasan ini saya jelaskan dengan mengingatkan kembali kasus-kasus yang telah terjadi di sekolah. Dan menjelaskan cara menguji kasus tersebut. Agar rekan sejawat mengetahui bahwa pengambilan keputusan bertanggung jawab. Saya menjelaskan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan dalam masalah yang dihadapi. Selain itu sikap kritis, kreatif dan kritis harus disertai dalam pengambilan keputusan itu. Sembilan langkah itu di mulai dari (1) mengenalkan kepada rekan sejawat bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi. Oleh karena itu saya meminta rekan sejawat untuk melakukan identifikasi terhadap sebuah kasus. Selanjutnya menyaring apakah masalah ini betul-betul berhubungan dengan aspek moral, bukan berhubungan dengan sopan-santun dan norma. Selanjutnya (2) menentukan siap yang terlibat dalam situasi ini. Dalam penjelasan, saya akan mengajak untuk melihat siapa saja yang mengalami dilemma, dan diharpak semua harus terpanggil dalam situasi ini. (3) kumpulan fakta-fakta yang relevan dengan situasi. Jadi penekanan bahwa permasalahan itu ada fakta yang relevan. Untuk mengambil keputusan harus memiliki data yang lengkap dan detail.(4)pengujian salah dan benar. Dimulai dengan uji legal, uji regulasi/standar professional, uji intuisi. Yang tidak kalah penting penekatan pada uji halaman depan koran. Uji panutan/idola. Saya menekankan kelima uji tersebut sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan. Penting penekanan bahwa ketika uji itu gagal, maka pengambilan keputusan tidak membahayakan diri sendiri, karena situasi bukan dilema etika tetapi ternyata bujukan moral. (5) pengujian paradigma benar -lawan benar. Penekanan saya pada situasi yang terjadi. Individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetian dan jangka pendek lawan jangka Panjang. Selanjutnya saya menjelaskan (6) melakukan prisnsip resolusi (7)investigasi Opsi Trilema (8) buat keputusan (9)lihat lagi keputusan dan refleksikan

 

3.    Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang biasa Anda lakukan selama ini?

Langkah – Langkah yang saya terapkan dalam mengambil suatu keputusan  ada 9 langkah yang dapat dilakukan seperti

1.         Menentukan nilia-nilai yang saling bertentangan.

2.         Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut.

3.         Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dalam situasi tersebut.

4.         Pengujian benar atau salah, yang dilakukan dalam beberapa tahap yaitu: Uji legal, Uji

              Regulasi/Standar Profesi, Uji Intuisi, Uji Publikasi, Uji Panutan/Idola

5.         Pengujian Paradigma Benar lawan Benar

6.         Melakukan Prinsip Resolusi

7.         Investgasi Opsi Trilema

8.         Buat Keputusan

9.         Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

Perlu diingat bahwa 9 langkah pengambilan keputusan ini adalah panduan, bukan sebuah metode yang kaku dalam penerapannya. Pengambilan keputusan ini juga merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin teramapil dalam pengambilan keputusan. Hal terpenting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.

 

4.    Hal-hal apa saja yang selama ini Anda anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Dilema etika seringkali membuat kita sulit untuk mengambil keputusan. Keputusan yang kita ambil sering kali hanya berdasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini:

  1. Melakukan demi kebaikan orang banyak atau yang kita kenal dengan Berpikir Berbasis pada Hasil Akhir (Ends Based Thinking).
  2. Menjunjung tinggi nilai-nilai pada prinsip dalam diri atau yang sering kita sebut dengan Berpikir Berbasis Peraturan (Rules Based Thinking).
  3. Melakukan apa yang kita harapkan orang lain lakukan pada diri kita atau kita kenal dengan Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Cares Based Thinking).

Sebelum mengambil keputusan, terdapat 9 (sembilan) langkah yang dapat disusun untuk memandu kita dalam mengambil keputusan dan menguji keputusan dalam situasi dilema etika yang membingungkan karena adanya beberapa nilai-nilai yang bertentangan, diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi, dengan cara mengidentifikasi dan menyaring masalah yang berhubungan dengan etika sopan satun dan norma sosial.
  2. Tentukan siapa saja pihak yang terlibat dalam situasi tersebut.
  3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan, dalam hal ini kita dapat menggunakan salah satu teknik Coaching dan Kompetensi Sosial Emosi Teknik STOP
  4. Pengujian Benar atau Salah, dalam hal ini dapat dilakukan menggunakan uji legal, uji regulasi atau standar profesional, uji intuisi, uji halaman depan, dan uji panutan atau idola
  5. Pengujian menggunakan empat paradigma benar lawan benar
  6. Melakukan prinsip resolusi dengan menggunakan 3 (tiga) prinsip pengambilan keputusan, yaitu berbasis hasil akhir, berbasis peraturan, dan berbasis rasa peduli.
  7. Investigasi opsi trilema, yaitu munculnya sebuah gagasan baru yang kreatif saat kebingungan dalam pengambilan keputusan.
  8. Buat keputusan
  9. Lihat keputusan dan refleksikan, dalam hal ini salah satu langkah yang dapat kita gunakan adalah teknik IA (Inquiry Apresiatif) menggunakan konsep BAGJA yang berarti Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Ekseskusi

Keputusan yang tepat dan bijak akan sangat berpengaruh dalam perubahan pendidikan di Indonesia yang lebih maju. Bersama kita wujudkan merdeka belajar.

Jadi Hal yang efektif  saya dalam  mengambil suatu keputusan yang sesuai dengan apa yang saya pejari dari kasus Dilema Etika dan Bujukan Moral yaitu  harus berlandaskan  pada 4 Paradigma  pengambilan Keputusan , 3 Prinsip dalam Pengambilan Keputusan dan 9 Langkah Pengambilan Keputusan sehingga  dengan saya menerapkan itu semua Alhamdulilah saya mampu membedakan setiap kasus yang saya hadapi apakah kasus tersebut  termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Selanjutnya saya mengetahui paradigma apa yang terjadi pada kasus saya, sehingga saya mampu menggunakan prinsip serta langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat..

5. Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?

Yang menjadi tanntangan  bagi saya dalam menyikapi kasus dilemma etika adalah Dilema etika merupakan permasalahan yang sering terjadi di sekolah. Perang bathin, perang mulut, adu argument selalu mewarnai dalam mengambil keputusan di antara sesama guru. Diskusi yang Panjang dengan banyaknya interupsi, terkadang menimbulkan konflik di antara guru. Bahkan air mata seoraang pendidik, tercurah demi sebuah keputusan yang bertanggung jawab.

Perasaan Yang Bimbang antar satu  dan yang lain itu semua merupakn tantangan kita dalam menghadapi Kasus Dilema Etika

Disinilah tantangan yang harus kita hadapi Saya bagian dari pengambilan keputusan yang bertanggun jawab  sebagai kepala sekolah sangat bertanggung jawab dalam hal ini untuk kebaikan dan ketentraman rekan – rekan guru saya .

6.    Apakah Anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika ?

 

Untuk menyelesaikan Sebuah kasus Dilema Etika tentu saya tidak serta merta langsung meyelesaikan langsung pada saat itu melainkan saya mempunyai sederet langkah – langkah atau trik penyelesaiannya dan itu semua

Harus terjadwal bagi saya karena memang penyelesaian dari semua itu tidak kita mengada – ngada sehingga harus  meyelesaikan langsung pada saat itu tanpa memikirkan suatu resiko atau dampak yang akan terjadi untuk kedepannya dan Alhamdulilah di sini dalam saya meyusun jadwal tentu saya di bantu oleh adik – adik Guru pengerak saya yang

 

7.    apakah Anda langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Anda jalankan?

 

Tentu pada saat saya menghadapi kasus dilema Etika kita tidak serta merta langsung menyelesaikan di tempat itu melainkan kita memilih sebuah Jadwal yang harus kita rancang sehingga apa yang menjadi langkah – langkah yang kita ambil untuk menyelesaikan Kasus tersebut akan lebih matang dan Insya Allah akan lebih Maksimal dan bentuk prosedur yang saya terapkan adalah dimana kami mempunyai komunitas di sekolah kami, dan komunitas itu kami aktifkan setiap hari sabtu jadi pada hari itu kami pergunakan di setiap minggunya baik untuk melakukan pembelajaran bersama maupun melakukan sebuah  evaluasi dan refleksi sehinngga tidak menutup kemungkinan kalau ada satu kasus atau permasalahan maka kamipun menjadwalkannya setiap hari sabtu sehingga itu semua bisa kami rancang dan agendakan hal apa saja dan prosedur  serta langkah apa saja yang akan kami tempuh, tentu di sini saya tidak berjalan sendiri melainkan saya  menggandeng adik – adik saya dari Guru penggerak angkatan pertama untuk melakukan sebuah kerja sama yang solid .

 

8.    Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Anda dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?

 

Alhamdulilah  rasa syukur saya Kepada Allah SWT karena di sekolah yang saya pimpin terdapat 2 orang guru penggerak yang Masya Allah luar biasa mereka  selalu membantu saya di dalam mengambil suatu keputusan baik itu  kasus dilemma etika maupun bujukan moral selain daripada itu mereka juga menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila

 

9.    Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Anda petik dari pengalaman Anda mengambil keputusan dilema etika?

Pembelajaran yang dapat saya petik adalah Setelah saya mempelajari Kasus dilema etika maupun bujukan moral  dampaknya saya sebagai pemimpin satuan pendidikan Khususnya di SDN 12 Sarae Kota Bima mampu membedakan setiap kasus yang saya hadapi apakah termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Selanjutnya saya mengetahui paradigma apa yang terjadi pada kasus saya, sehingga saya mampu menggunakan prinsip serta langkah-langkah pengambilan keputusan yang tepat.

Menurut saya pengetahuan  tentang pengambilan keputusan ini sangat penting bagi saya sehingga saya bisa mengambil keputusan yang tepat dan efektif, serta tidak gegabah dalam mengambil keputusan baik sebagai individu maupun sebagai pemimpin  Satuan Pendidikan di sekolah. Sebelum saya mendapat pengetahuan tentang pengambilan keputusan ini saya merasa bahwa banyak hal atau keputusan yang saya buat selama ini tidak berdasar alur pemikiran yang jelas dan terstruktur, sehingga setelah saya mempelajari nya bersama adik – adik saya dari Guru Penggerak  Alhamdulilah saya mengenal bagaimana prinsip pengambilan keputusan yang tepat, pola pengambilan keputusan serta membedakan antara dilema etika dan bujukan moral serta penggunaan 9 langkah pengambilan keputusan, membuat saya semakin mantap dan percaya diri untuk bisa mengambil keputusan yang tepat. Walaupun saya harus lebih banyak lagi berlatih lagi dan belajar untuk melatih kemampuan pengambilan keputusan ini dan menerapkan ilmu yang sudah saya peroleh tapi saya sangat bersyukur bisa mendapatkan pengetahuan bagaimana orang-orang hebat mengambil keputusan yang tepat.