Segitiga Restitusi: Jembatan Cinta di Kelas 4A

Kota Bima, 16 Juli 2025 – Wali kelas 4A SDN 12 Sarae, Ibu Eka Setiawati Bimantari, S.Pd, melaksanakan pendekatan Segitiga Restitusi kepada salah satu siswa yang mengalami permasalahan kehadiran di sekolah. Kegiatan ini merupakan bagian dari pendekatan pembinaan karakter dan disiplin positif yang diterapkan di lingkungan sekolah.
Segitiga restitusi dilakukan dalam tiga tahapan penting:
1. Menstabilkan Identitas
Tahap pertama, wali kelas membantu siswa merasa aman dan dihargai terlebih dahulu tanpa menghakimi. Siswa diajak berdialog secara tenang agar tidak merasa disalahkan, melainkan dipahami. Hal ini penting agar siswa terbuka dalam menyampaikan alasannya.
2. Menanyakan Realita dan Tanggung Jawab
Pada tahap ini, wali kelas mengajak siswa untuk menyadari konsekuensi dari ketidakhadirannya di sekolah. Siswa diajak berpikir tentang dampak yang ditimbulkan terhadap pelajaran dan tanggung jawabnya sebagai peserta didik.
3. Membimbing ke Arah Restitusi
Terakhir, siswa diajak menemukan solusi atau tindakan perbaikan yang bisa dilakukan agar masalah kehadiran tidak terulang kembali. Wali kelas memberikan dukungan serta kesepakatan yang disepakati bersama agar anak dapat kembali ke jalur yang benar.
Melalui pendekatan ini, wali kelas tidak hanya menyelesaikan masalah secara langsung, tetapi juga menanamkan nilai-nilai tanggung jawab, empati, dan refleksi diri kepada siswa. Diharapkan metode ini menjadi salah satu cara yang efektif dalam membangun karakter siswa yang lebih baik dan bertanggung jawab atas kehadirannya di sekolah.